Sektor transportasi menghasilkan emisi gas rumah kaca terbesar dari aktivitas manusia. Menurut The National Environmental Engineering Research Institute, emisi gas buang kendaraan bermotor menjadi sumber polusi udara terbesar dengan persentase 60-70% dari total polusi udara yang dihasilkan. Kendaraan bermotor mengeluarkan banyak jenis gas sebagai hasil pembakaran sempurna dan tidak sempurna di dalam mesin, seperti karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), uap air, hidrokarbon, nitrogen oksida, sulfur oksida, dan sebagainya. Dari jenis polutan ini, CO2 dan CO memiliki kandungan terbesar 5-12% dan 1-10%

Berdasarkan permasalahan tersebut munculah sebuah inovasi dari Tim Riset Mahasiswa Teknik Kimia Universitas Diponegoro yang diketuai oleh Reynold Valentino Silvester (2020), Dwi Maulana Rochman (2020), Monica Evelina Gandasasmita (2020), Intan Kristianingsih (2021), dan Muhammad Syaichur Rohman (2021) dengan dosen pembimbing yaitu Prof. Dr.-Ing. Ir. Silviana, ST., MT., IPM., ASEAN Eng.

Penjerapan gas CO2 dan CO pada emisi gas buang kendaraan bermotor menggunakan adsorben silika dari limbah geotermal. Pemilihan limbah geotermal disebabkan tingkat produksi di Indonesia yang sangat besar. Banyak pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia, menghadapi masalah kerak silika. Silika dapat dilepaskan dari pembangkit listrik tenaga panas bumi di Dieng menghasilkan limbah padat dalam jumlah besar. Kondisi ini menjadi masalah karena akumulasi limbah berupa larutan air asin telah mencapai 10 ton/hari dan menghasilkan sekitar 10% limbah padat kerak silika. Disisi lain, limbah geothermal memiliki kandungan silika yang cukup tinggi hingga 95%.

Inovasi dalam penelitian ini adalah melakukan modifikasi pada silika mesopori dengan gugus amina pada (3-Aminopropyl)triethoxysilane (APTES) dan tembaga (II) nitrat (Cu(NO3)2. Modifikasi ini dilakukan untuk meningkatkan selektivitas adsorben terhadap gas CO2 dan CO. Reynold dan Tim berharap agar produk adsorben silika mesopori termodifikasi yang dikembangkan oleh tim bisa diaplikasikan oleh pelaku industri dan masyarakat. Sehingga jumlah emisi gas buang kendaraan bermotor dapat direduksi.