Perkembangan energi ramah lingkungan dan terbarukan sangat penting dalam mengurangi ketergantungan pada penggunaan bahan bakar fosil. Hal ini disebabkan karena tingkat konsumsi energi dunia meningkat secara terus menerus, sehingga dampak lingkungan seperti emisi CO2 semakin meningkat. Salinity Gradient Power (SGP) menjadi salah satu sumber energi terbarukan yang menjanjikan dan Reverse Electrodialysis (RED) menjadi metode yang paling efektif untuk mengubah SGP menjadi energi listrik. Namun, RED kurang sensitif terhadap fouling, sehingga diperlukan peningkatan sifat transportasi dari Cation Exchange Membrane (CEM).

Penggunaan zat aditif dapat menjadi salah satu upaya peningkatan sifat transportasi CEM.  Graphene Oxide dari limbah bateri yang sudah tak terpakai dapat dimanfaatkan batang grafitnya sebagai zat aditif membran. Modifikasi reduced Graphene Oxide (rGO) dapat meningkatkan nilai konduktivitas dari membran. Selain itu, penambahan PEG-AgGO dapat meningkatkan konduktivitas membran serta meningkatkan sifat antifouling dan antibacterial pada membran yang dihasilkan.

Meninjau dari permasalahan tersebut, kami, dari Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Riset Eksakta Undip melakukan sebuah inovasi pembuatan cation exchange membrane dengan penambahan PEG-AgGO sebagai zat aditif untuk meningkatkan konduktivitas, antifouling, dan antibacterial CEM. Inovasi ini dilakukan oleh lima mahasiswa Teknik Kimia Universitas Diponegoro, yaitu Monica Evelina Gandasasmita, Putri Milyani Suryahartanti, Gita Putri Prastiwi, Ghina Afifah Ghassani, dan Syarafina Alyani dengan dosen pembimbing Prof. Dr. rer. Nat. Heru Susanto, S.T., M.M., M.T. Pengembangan inovasi ini, diharapkan dapat menjadi alternatif untuk mengatasi kelangkaan bahan bakar fosil, mengatasi permasalahan limbah baterai yang termasuk limbah B3 di lingkungan, dan mewujudkan SDG’s 2030 “Clean Water and Sanitation”.