Banyak peternak masih menganggap penanganan limbah bukan prioritas, sehingga limbah hanya ditimbun atau dialirkan ke selokan dan sungai, mencemari lingkungan dan merugikan warga sekitar. Penimbunan kotoran ternak menyebabkan bau tidak sedap dan menjadi media penyakit, sementara limbah di sungai mengganggu biota dan mencemari air tanah. Beberapa konsep pengolahan limbah sederhana yang bisa diimplementasikan di Kelurahan Jabungan adalah biogas dan bio-slurry. Biogas, yang diperoleh dari fermentasi bahan organik seperti limbah pertanian dan kotoran hewan, mengandung metana 50%-70% dan dapat digunakan sebagai bahan bakar memasak. Proses pembentukan biogas dapat dipercepat dengan katalis EM-4, yang mengandung bakteri dan mikroorganisme yang membantu mendegradasi bahan organik. Produk sampingan dari fermentasi ini adalah bio-slurry, pupuk organik kaya nutrisi yang baik untuk pertanian. Informasi ini menjadi dasar bagi penulis untuk mengembangkan instalasi pembuatan biogas dan bio-slurry berbasis IoT di Kelurahan Jabungan melalui Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) yang bertujuan mengolah kotoran ternak menjadi biogas dan bio-slurry.
Namun, Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Pengabdian Masyarakat UNDIP berinovasi dengan membuat program tersebut dengan mengintegrasikan IoT untuk keamanan distribusi gas sehingga instalasi biogas diharapkan beroperasi dengan lancar dengan pemantauan jaringan pipa yang diintegrasikan dengan IoT untuk mencegah kebocoran gas metana yang berbahaya. Selain itu, tujuan lainnya adalah untuk mengurangi penggunaan LPG sehingga dapat lebih menghemat perekonomian warga Jabungan serta dapat memanfaatkan limbah atau ampas dari proses fermentasi biogas tersebut sebagai bio-slurry yang aman bagi tanaman. Diharapkan teknologi biogas ini menjadi solusi ramah lingkungan di daerah pedesaan yang berfokus pada peternakan dan pertanian. Tim ini diketuai Refah Hakam Muhammad (Teknik Kimia) dengan anggota Alan Tajri Akbar (Teknik Geodesi), Aufa Fadhil Islami (Teknik Geodesi), Galih Aditya Fernanda (Teknik Komputer), dan St. Nur Rifqah Aliyah (Teknik Kimia) dibawah bimbingan Dr. Noer Abyor Handayani, S.T., M.T.
Program pengabdian masyarakat ini diharapkan mampu mengatasi kelemahan penelitian atau program terdahulu karena dari program yang dijalankan ini dapat mengatasi masalah kebocoran gas metana yang berbahaya, selain itu program ini menawarkan fitur monitoring kondisi gas, kapasitas gas, dan lain lain sehingga pelaksanaan kegiatan ini dapat lebih efisien. Inovasi ini diharapkan dapat mewujudkan solusi dari permasalahan yang dialami masyarakat Jabungan dalam hal pemanfaatan limbah kotoran ternak yang lebih efisien dan ramah lingkungan dengan terbentuknya suatu kemandirian energi berbasis IoT, serta membantu Indonesia dalam mewujudkan dua tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, yaitu “Decent Work and Economic Growth” dan “Partnership For The Goals”.


